Karya: Fredrik Ariel
Ornata
Nilai Kehidupan
Ku terlahir
sebagai manusia,
yang mempunyai dua kaki dan dua tangan.
mengapa diriku tidak terlahir dengan sepuluh kaki dan sepuluh tangan?
agar diriku dapat bediri seimbang tanpa takut terjatuh,
agar diriku dapat bekerja dengan cepat tanpa menunggu tangan lainnya.
yang mempunyai dua kaki dan dua tangan.
mengapa diriku tidak terlahir dengan sepuluh kaki dan sepuluh tangan?
agar diriku dapat bediri seimbang tanpa takut terjatuh,
agar diriku dapat bekerja dengan cepat tanpa menunggu tangan lainnya.
Ku tercipta
sebagai makhluk,
Yang dianggap paling sempurna bagi-Nya.
diriku diberikan satu talenta, dan ku dituntut untuk mengembangkannya.
mengapa diriku tidak terlahir dengan seribu talenta?
agar tidak perlu diriku lelah bersusah payah mengerjakan seribu masalah dengan talenta yang kumiliki.
Yang dianggap paling sempurna bagi-Nya.
diriku diberikan satu talenta, dan ku dituntut untuk mengembangkannya.
mengapa diriku tidak terlahir dengan seribu talenta?
agar tidak perlu diriku lelah bersusah payah mengerjakan seribu masalah dengan talenta yang kumiliki.
Namun bodohnya
diriku, yang memiliki dua kaki dan dua tangan ini.
yang telah terlahir dengan sempurna, tanpa cacat dan pucat.
masih menginginkan sesuatu yang lebih dari kata sempurna.
yang telah terlahir dengan sempurna, tanpa cacat dan pucat.
masih menginginkan sesuatu yang lebih dari kata sempurna.
Sangat hinalah
diriku, yang tercipta sebagai makhluk sempurna.
yang memiliki talenta,
namun berpikir bodoh seperti otak-otak karang
yang memiliki talenta,
namun berpikir bodoh seperti otak-otak karang
Ku bangkit
dan kugunakan kedua kaki dan tanganku ini,
untuk mengembangkan talenta yang telah diberikan.
ku berdiri di kaki sendiri, ku meraih dengan tanganku sendiri.
ku langkahkan kaki ini kedepan,
ku gapai tangan ini ke atas langit.
melangkah ke masa depan,
menggapai impian.
untuk mengembangkan talenta yang telah diberikan.
ku berdiri di kaki sendiri, ku meraih dengan tanganku sendiri.
ku langkahkan kaki ini kedepan,
ku gapai tangan ini ke atas langit.
melangkah ke masa depan,
menggapai impian.
Inilah Nilai
kehidupan
bukan Nilai(i) kehidupan
bukan Nilai(i) kehidupan
P.S
i just wanna tell to ya, that i made this poetry when i participate the school ambassador competition, and i use this poetry too for my 'Bahasa Indonesia' poetry task. but this is not the real one, the poetry has changed because when i made the real one i didn't save it on my PC. OK, thanks for read!